A. PENGERTIAN PERSAINGAN MONOPOLISTIS
Pasar persaingan monopolistis
merupakan salah satu dari pasar persaingan tak sempurna. Teori pasar persaingan
monopolistis dikembangkan karena ketidakpuasan terhadap daya analisis model
persaingan pasar sempurna maupun pasar monopoli. Tetapi dilihat dari
strukturnya pasar monopolistis lebih mendekati pada pasar persaingan sempurna
(dicirikan dengan banyak perusahaan yang berpartisipasi di pasar, tanpa batasan
masuk industri yang serius) tetapi perusahaan yang berpartisipasi di pasar
tersebut menghasilkan produk yang berbeda karakteristik.
Pasar monopolistis didefinisikan
sebagai pasar dengan banyak produsen yang menghasilkan komoditas yang berbeda
karakteristik (differentiated
product) dan bisa disebut juga sebagai pasar yang banyak penjual,
yang menawarkan satu jenis barang dengan deferensi produk yang berbeda-beda
baik dari segi kualitas, bentuk dan ukuran.
Dalam pasar persaingan monopolistis
para konsumen merasakan adanya perbedaan karakteristik dari produk-produk yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan produk-produk yang dihasilkan oleh
perusahaan-perusahaan lainnya. Perbedaan tersebut bisa mencerminkan perbedaan
yang sebenarnya diantara produk-produk yang mereka konsumsi atau hanya
perbedaan persepsi konsumen bahwa produk-produk yang dihasilkan oleh
perusahaan-perusahaan yang beroperasi di pasar memang berbeda. Sebagai
contohnya perbedaan produk dapat dilihat dari bentuk fisiknya seperti beda
fungsi, bentuk ataupun kualitas. Perbedaan juga dapat dijumpai dalam kaitannya
dengan merek, logo ataupun kemasan. Lebih lanjut perbedaan juga dapat dijumpai
dalam kaitannya dengan hal-hal yang terkait dengan penjualan seperti jangka
waktu kredit, ketersediaan komoditas, kemudahan dalam memperolehnya, pelayanan
purna jual, loasi perolehan komoditas, pelayanan dan sebagainya. Pakaian,
obat-obatan, kosmetik, restaurant dan banyak komoditas makanan adalah
contoh-contoh dari komoditas monopolistis yang umum dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari.
CIRI – CIRI PERSAINGAN MONOPOLISTIS
Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya adalah
pasar yang berada di antara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan
sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu sifat‑sifatnya mengandungi unsur‑unsur
sifat pasar monopoli, dan, unsur‑unsur sifat pasar persaingan sempurna. Pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan sebagai
suatu pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang
berbeda corak (differentiated products).
Ciri‑ciri selengkapnya dari pasar persaingan monopolistis adalah seperti yang
diuraikan di bawah ini.
a.
Terdapat Banyak Penjual
Terdapat cukup
banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistis, namun demikian ia tidaklah
sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna. Apabila di dalam pasar sudah
terdapat beberapa puluh perusahaan, maka pasar persaingan monopolistis sudah
mungkin wujud. Yang penting, tidak satu pun dari perusahaan‑perusahaan tersebut
ukuran/besarnya jauh melebihi dari perusahaan‑perusahaan lainnya. Perusahaan
dalam pasaran monopolistis mempunyai ukuran yang relatif sama besarnya. Keadaan
ini menyebabkan produksi suatu perusahaan relatif sedikit kalau dibandingkan
dengan keseluruhan produksi dalam keseluruhan pasar.
b.
Barangnya Bersifat Berbeda Corak
Ciri ini merupakan
sifat yang penting dalam membedakan antara pasar persaingan monopolistis dan
persaingan sempurna. Seperti telah diterangkan, dalam persaingan sempurna
produksi berbagai perusahaan adalah serupa. Oleh karenanya sukar untuk
membedakan yang mana yang merupakan produksi suatu
perusahaan, dan yang mana pula produksi perusahaan lainnya.
Produksi dalam pasar persaingan monopolistis berbeda coraknya (differentiated
product) dan secara fisik mudah dibedakan di antara produksi sesuatu
perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya. Di samping perbedaan dalam
bentuk fisik barang tersebut terdapat pula perbedaan‑perbedaan dalam
pembukusannya, perbedaan dalam bentuk “jasa perusahaan setelah penjualan” (after‑sale
service) dan perbedaan dalam cara membayar barang yang dibeli. Sebagai akibat
dari perbedaan‑perbedaan ini barang yang diproduksikan oleh
perusahaan‑perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistis bukanlah barang yang bersifat pengganti sempurna (perfect
substitute) kepada barang yang diproduksikan perusahaan lain. Mereka hanya
merupakan pengganti yang dekat atau close substitute. Perbedaan dalam
sifat barang yang dihasilkan inilah yang menjadi
dari adanya kekuasaan monopoli, walaupun kecil, yang dimiliki oleh perusahaan
dalam pasar persaingan monopolistis.
c.
Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga
Berbeda dengan
perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, yang tidak mempunyai kekuasaan
dalam mempengaruhi harga, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis dapat
mempengaruhi harga. Namun demikian pengaruhnya ini relatif kecil kalau
dibandingkan dengan perusahaan oligopoli dan monopoli. Kekuasaan mempengaruhi
harga oleh perusahaan monopolistis bersumber dari sifat barang yang
dihasilkannya, yaitu yang bersifat berbeda corak atau differentiated
product. Perbedaan ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih, yaitu
lebih menyukai barang dari sesuatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai
barang yang dihasilkan perusahaan lainnya. Maka apabila sesuatu perusahaan
menaikkan harga barangnya, ia masih dapat menarik pembeli walaupun jumlah
pembelinya tidak sebanyak seperti sebelum kenaikan harga. Sebaliknya, apabila
perusahaan menurunkan harga, tidaklah mudah untuk menjual semua barang yang
diproduksikannya. Banyak di antara konsumen di pasar masih tetap membeli barang
yang dihasilkan oleh perusahaan‑perusahaan lain, walaupun harganya sudah
menjadi relatif lebih mahal.
d.
Kemasukan ke dalam Industri Relatif Mudah
Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha di dalam
pasar persaingan monopolistis tidak akan banyak mengalami kesukaran. Hambatan
yang dihadapi tidaklah seberat seperti di dalam oligopoli dan monopoli. Tetapi
kemasukan tidaklah semudah seperti dalam pasar persaingan sempurna. Beberapa
faktor menyebabkan hal ini. Yang pertama ialah karena modal yang diperlukan
adalah relatif besar kalau dibandingkan dengan mendirikan perusahaan dalam
pasar persaingan sempurna. Yang kedua ialah karena perusahaan itu harus
menghasilkan barang yang berbeda coraknya dengan yang sudah tersedia di pasar,
dan mempromosikan barang tersebut untuk memperoleh langganan. Maka perusahaan
baru pada dasarnya harus berusaha memproduksikan barang yang lebih menarik dari
yang sudah ada di pasar, dan harus dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu
barang tersebut.
e.
Persaingan Mempromosi Penjualan Sangat Aktif
Harga bukanlah
penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaan-perusahaan dalam pasar
persaingan monopolistis. Sesuatu perusahaan mungkin menjual barangnya dengan
harga relatif tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak langganan. Sebaliknya
suatu perusahaan lain mungkin harga barangnya rendah, tetapi tidak banyak
menarik langganan. Keadaan seperti ini disebabkan oleh sifat barang yang mereka
hasilkan, yaitu barang yang bersifat berbeda corak. Ini menimbulkan daya tarik
yang berbeda kepada para pembeli. Maka untuk mempengaruhi cita rasa pembeli,
para pengusaha melakukan persaingan bukan harga (non price competition). Persaingan
yang demikian itu antara lain adalah dalam memperbaiki mutu dan desain barang,
melakukan kegiatan iklan yang terus menerus memberikan syarat penjualan yang
menarik, dan sebagainya.
KESEIMBANGAN DALAM PASAR
PERSAINGAN MONOPOLISTIS
Ciri‑ciri persaingan monopolistis seperti yang diterangkan dalam bagian yang lalu menimbulkan pengaruh yang cukup penting ke atas corak permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistis. Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistis adalah lebih elastis dari yang dihadapi monopoli tetapi elastisitasnya tidak sampai mencapai elastis sempurna yaitu kurva permintaan yang sejajar sumbu datar yang merupakan kurva permintaan yang dihadapi suatu perusahaan dalam persaingan sempurna. Maka pada hakikatnva kurva permintaan ke atas barang produksi perusahaan dalam persaingan monopolistis adalah bersifat menurun secara sedikit demi sedikit (lebih mendatar dan bukan turun dengan curam). Kurva permintaan yang bersifat seperti ini berarti : (i) apabila perusahaan menaikkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat berkurang, dan sebaliknya (ii) apabila perusahaan menurunkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat bertambah.
(Kurva lebih jelas buka buku Sadono Sukirno)
Oleh karena kurva permintaan dalam persaingan monopolistis
tidak bersifat elastis sempurna, kurva hasil penjualan marginal (MR) tidak beri
dengan kurva permintaan. Dalam persaingan monopolistis kurva MR adalah sama
seperti yang terdapat dalam monopolistis, yaitu kurva tersebut terletak bawah
kurva permintaan.
Keseimbangan Jangka Pendek
Oleh karena kurva permintaan adalah menurun sedikit demi
sedikit, sebagai akibatnya kurva MR tidak berimpit dengan kurva permintaan
keseimbangan yang dicapai suatu perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis
adalah sama dengan di dalam monopoli. Bedanya, di dalam monopoli yang
dihadapi adalah permintaan dari seluruh pasar, sedangkan dalam persaingan
monopolistis, permintaan yang dihadapi perusahaan adalah sebagian dan
keseluruhan permintaan pasar. Dua keadaan perusahaan monopolistis
ditunjukkan Gambar 2.1. Yang ditunjukkan dalam gambar (i) adalah keadaan
dimana perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang maksimum akan
diperoleh apabila perusahaan memproduksi pada tingkat di mana keadaan MC = MR
tercapai. Maka keuntungan maksimum tercapai apabila jumlah produksi adalah Q
dan pada tingkat produksi ini tingkat harga adalah P. Segi empat PABC
menunjukkan jumlah keuntungan maksimum yang dinikmati perusahaan monopolistis
itu. Dalam gambar (ii) yang ditunjukkan adalah keadaan di mana perusahaan
mengalami kerugian. Kerugian akan dapat diminimumkan apabila keadaan MC = MR
tercapai. Ini berarti perusahaan harus mencapai tingkat produksi sebanyak Q,
Pada tingkat produksi ini harga mencapai P. Besarnya kerugian yang diderita
digambarkan oleh kotak PABC.
(image lebih jelas buka buku sadono sukirno)
Keseimbangan Jangka Panjang
Keuntungan lebih dari normal yang ditunjukkan dalam Gambar 2.1 (i) akan menarik perusahaan‑perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut. Dalam persaingan monopolistis tidak terdapat hambatan kepada perusahaan‑perusahaan baru. Maka keuntungan yang melebihi normalakan menyebabkan pertambahan dalam jumlah perusahaan di pasar. Sebagai akibatnya setiap perusahaan akan menghadapi permintaan yang semakin sedikit pada berbagai tingkat harga. Ini berarti kemasukan perusahaan baru akan menggeser kurva permintaan DD (dan tentunya juga kurva hasil penjualan marginal MR) ke sebelah kiri, yaitu seperti ditunjukkan oleh anak panah dalam Gambar 2.1 (i). Kemasukan perusahaan baru, dan perpindahan kurva DD dan MR ke kiri, akan terus berlangsung sehingga perusahaan hanya mendapat keuntungan normal saja. Dengan demikian, seperti halnya dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, dalam persaingan monopolistis setiap perusahaan hanya mendapat keuntungan normal di dalam jangka panjang. Gambar 2.2 menunjukkan keseimbangan perusahaan monopolistis di dalam jangka panjang. Produksi berjumlah QL dan pada tingkat produksi ini tingkat harga adalah PL. Dapat dilihat bahwa PL sama dengan biaya total rata‑rata, yang berarti bahwa perusahaan hanya memperoleh untung normal.
Corak kegiatan perusahaan dalam persaingan monopolistis ketika mendapat keuntungan normal adalah berbeda dengan corak kegiatan perusahaan dalam persaingan sempurna yang juga memperoleh untung yang normal. Perbedaan itu adalah:
- Harga dan biaya produksi di pasar persaingan monopolistis lebih tinggi.
- Kegiatan memproduksi di pasar persaingan monopolistis belum mencapai tingkat yang optimal mencapai tingkat di mana biaya produksi per unit adalah paling rendah.
Seperti dengan keadaan yang ditunjukkan dalam Gambar 2.1
(i), keseimbangan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.1 (i) tidak akan
wujud dalam jangka panjang. Perusahaan yang mengalami kerugian tidak akan
meneruskan kegiatannya, mereka akan meninggalkan industri tersebut. Dengan
demikian jumlah perusahaan di dalam pasar semakin lama menjadi semakin sedikit.
Sebagai akibatnya dalam jangka panjang permintaan yang dihadapi setiap
perusahaan menjadi lebih besar ciri semula. Di dalam grafik pertambahan permintaan
ini digambarkan dalam bentuk pergeseran kurva permintaan dan kurva hasil
penjualan ke sebelah kanan. Dengan demikian dalam Jangka panjang kurva DD dan
MR pada Gambar 2.1 (ii) akan pindah ke kanan, yaitu ke arah yang ditunjukkan
oleh anak panah. Pergeseran itu akan terus berlangsung sehingga perusahaan
mendapat keuntungan normal, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.2.
karena tidak menderita kerugian lagi perusahaan‑perusahaan tidak akan
meninggalkan industri tersebut, tetapi juga ketiadaan keuntungan yang melebihi
normal tidak akan menarik kemasukan perusahaan baru. Ini mengakibatkan di dalam
jangka panjang keseimbangan perusahaan adalah seperti yang ditunjukan dalam
gambar 2.2.
(image lebih jelas buka buku sadono sukirno)
PENILAIAN KE ATAS PERSAINGAN MONOPOLISTIS
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pasar
persaingan monopolistis itu berbeda dengan pasar persaingan sempurna maupun
pasar monopoli. Oleh sebab itu terdapat beberapa corak yang ada terjadi dan ada
pada pasar persaingan monopolistis. Berikut uraian hal-hal yang terkait dalam
corak pasar persaingan monopolistis.
a.
Efisiensi Dalam Menggunakan Sumber Daya
Untuk
menilai sampai di mana efisiensi pasar persaingan monopolistis di dalam
mengalokasikan sumber‑sumber daya, akan dibuat suatu perbandingan dengan
efisiensi perusahaan dalam pasar persaingan sempurna. Perbandingan tersebut
ditunjukkan di dalam Gambar 2.3. yang menunjukkan keseimbangan suatu perusahaan
dalam pasar persaingan sempurna (grafik i) dan keseimbangan suatu perusahaan
dalam pasar persaingan monopolistis (grafik ii). Kedua keadaan keseimbangan
tersebut adalah di dalam jangka panjang. Dalam membuat
perbandingan tersebut biaya produksi dalam perusahaan persaingan sempurna dan
perusahaan monopolistis bersamaan. Dengan demikian ACS =
ACm dan MCS = MCm
(image lebih jelas buka buku sadono sukirno)
Keadaan dalam Gambar 2.3 (i) menunjukkan bahwa :
- Biaya produksi per unit adalah pada tingkat yang paling minimum, Biaya per unit adalah Ps.
- Harga yang berlaku di pasar adalah Ps.
- Jumlah barang yang diproduksikan adalah Qs.
Sedangkan keadaan dalam Gambar 2.3 (ii) menunjukkan bahwa:
- Biaya produksi per unit perusahaan monopolistis adalah lebih tinggi dari biaya produksi per unit yang paling minimum. Biaya per unit adalah Pm.
- Harga yang berlaku di pasar adalah Pm.
- Jumlah barang yang diproduksikan adalah Qm.
Kesimpulan
pokok yang dapat dibuat dari membuat perbandingan tersebut adalah:
walaupun perusahaan persaingan sempurna dan
perusahaan monopolistis sama‑sama mendapat keuntungan normal, tetapi dalam
perusahaan monopolistis biaya produksi per unit lebih tinggi, harga barang
lebih tinggi, dan jumlah produksi lebih rendah (sehingga menyebabkan kapasitas
memproduksi yang digunakan adalah di bawah tingkat yang optimal).
Kesimpulan di atas menunjukkan bahwa
perusahaan persaingan sempurna adalah lebih efisien dari perusahaan
monopolistis di dalam menggunakan sumber‑sumber daya. Baik ditinjau dari sudut
efisiensi produktif (seperti telah diterangkan ia dicapai apabila biaya
produksi per unit adalah yang paling minimum), maupun dari sudut efisiensi
alokatif (ia dicapai apabila harga sama dengan biaya marginal) perusahaan dalam
persaingan sempurna adalah lebih efisien dari perusahaan dalam persaingan
monopolistis.
a.
Efesiensi dan Diferensiasi Produksi
Dalam pasar persaingan monopolistis walaupun terdapat
banyak produk yang dihasilkan sama namun produsen membedakan karakteristiknya,
baik dalam hal mutu, design, mode maupun kemasan. Perbedaan-perbedaan ini
membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk menentukan produk yang akan
dipilih dan digunakan.
Setiap perusahaan dalam pasr persaingan monopolistis
akan berusaha memproduksi produk yang mempunyai sifat khusus yang dapat dengan
jelas dibedakan dengan hasil perusahaan lain. Terdapatnya berbagai
varisi produk merupakan keistimewaan dari pasar persaingan monopolistis.
Variasi produk menimbulkan keuntungan bagi produsen dan konsumen.
Keuntungan bagi produsen karena diferensiasi produk
mampu menciptakan suatu penghambat pada perusahaan lain untuk menarik para
pelanggannya. Bagi konsumen keuntungannya karena mereka memeiliki banyak
pilihan untuk membeli suatu produk dengan karakteristik yang berbeda-beda.
b.
Perkembangan Teknologi dan Inovasi
Bentuk pasar monopolistis memberikan dorongan yang
sangat terbatas untuk melakukan perbaikan teknologi dan inovasi, karena dalam
jangka panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan normal. Keuntungan yang
melebihi normal dalam jangka pendek dapat mendorong pada kegiatan pengembangan
teknologi dan inovasi. Ketika terlihat keuntungan yang melebihi normal dalam
jangka pendek maka akan memicu perusahaan-perusahaan lain untuk memasuki
industri tersebut. Ketika banyak peodusen yang bergelut dalm bidang yang sama
maka keuntungan yang melebihi normal pun tidak didapati lagi, yang berarti
dalam waktu yang singkat keuntungan yang diperoleh dari pengembangan teknologi
dan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.
c.
Distribusi pendapatan
Banyaknya produsen yang bersaing pada pasar persaingan
monopolistis mengakibatkan distribusi pendapatan akan seimbang. Asumsinya,
ketika suatu produsen mampu menghasilkan keuntungan melebihi normal pada jangka
waktu pendek, maka hal ini akan menarik beberapa produsen lain untuk
memproduksi produk yang sama. Ketika banyak produsen yang dapat memperoleh
keuntungan berarti tidak ada lagi yang produsen yang mendapatkan keuntungan
lebih melainkan keuntungannya sama, karena keuntungannya sudah terbagi-bagi
dengan banyaknya produk. Berdasarkan kecenderungan ini, para ekonom berpendapat
bahwa pasar persaingan monopolistis menimbulkan corak distribusi pendapatan
yang lebih merata.
PERSAINGAN BUKAN HARGA
Persaingan bukan
harga adalah kegiatan usaha diluar perubahan harga yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli. Persaingan buka harga dapat
dibedakan menjadi dua jenis:
a.
Diferensiasi produk yaitu menciptakan berang sejenis tetapi
berbeda coraknya dengan produksi perusahaan lain.Kepada setiap perusahaan, barang yang berbeda‑beda sifatnya
tersebut akan menjadi daya penarikk husus ke atas barang yang diproduksikannya.
Segolongan konsumen tertentu akan lebih suka membeli barangnya (walaupun
harganya lebih mahal) kalau dibandingkan dengan barang‑barang yang sejenis yang
dihasilkan produsen‑produsen lain. Dengan demikian diferensiasi produksi dapat menciptakan suatu bentuk kekuasaan monopoli. Dengan menghasilkan suatu barang
tertentu yang berbeda dari barang lainnya, perusahaan menciptakan suatu
penghambat kepada perusahaan‑perusahaan lain untuk menarik para langganannya.
Diferensiasi produksi memungkinkan seorang produsen dalam pasar monopolistis
untuk tetap menjual produksinya (tetapi jumlahnya semakin sedikit) apabila
menaikkan harga. Tetapi sebaliknya, produsen itu dapat menarik sebagiand dari
langganan perusahaan‑perusahaan lain, sekiranya penjualan barangnya. Kepada para
konsumen, barang yang sejenis tetapi berbeda tersebut menimbulkan suatu
keuntungan pula, yaitu pilihan mereka untuk membeli sesuatu barang menjadi
lebih beraneka ragam. Ini memungkinkan mereka memilih barang yang benar‑benar
sesuai dengan keinginan. Seperti telah disinggung sebelum ini, ahli‑ahli
ekonomi banyak‑ yang memandang pilihan yang beraneka ragam itu sebagai suatu
kompensasi terhadap ketidak efisienan persaingan monopolistis di dalam
menggunakan, sumber‑sumber daya.
b. Iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan. Salah satunya kegiatan penting yang dilakukan oleh monopolis adalah melakukan promosi penjualan secara iklan. Tujuan yang hendak dicapai adalah:
b. Iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan. Salah satunya kegiatan penting yang dilakukan oleh monopolis adalah melakukan promosi penjualan secara iklan. Tujuan yang hendak dicapai adalah:
- Untuk memperkenalkan produk kepada konsumen.
Iklan seperti ini dilakukan untuk memberikan penerangan
kepada konsumen akan suatu produk. Iklan itu mungkin untuk barang yang telah
lama ada, atau untuk barang yang haru saja dikembangkan. Iklan seperti ini dinamakan
iklan memberi penerangan atau information advertising.
- Untuk menekankan bahwa barang yang dihasilkan perusahaannya adalah barang yang terbaik.
Iklan seperti ini dilakukan untuk menerangkan kepada
konsumen akan kualitas yang sangat baik dari sebuah produk. Beberapa bentuk
Iklan, bertujuan untuk terus menerus mengingatkan para konsumen bahwa barang
tersebut ada di pasar. Iklan seperti ini dinamakan iklan untuk bersaing atau competitive
advertising. Tanpa iklan seperti ini, konsumen dapat berubah sikapnya dan
menjadi langganan. perusahaan lain yang menghasilkan barang yang sama yang
selalu diiklankan.
- Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen.
Iklan tersebut lebih berbentuk memperkenalkan perusahaan
tersebut mengenai, kegiatan‑kegiatan yang dilakukannya. Iklan mengenai hasil‑hasil
produksinya adalah begitu ditekankan. Iklan ini juga dilakukan untuk
menghindari larangan pengiklanan yang dilakukan pemerintah (misalnya iklan
rokok).
Dari ketiga jenis iklan ini, yang dilakukan perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis adalah jenis iklan yang pertama dan iklan jenis pertama terutama digunakan pada waktu perusahaan memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru. Sedangkan iklan jenis kedua digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di pasar
Dari ketiga jenis iklan ini, yang dilakukan perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis adalah jenis iklan yang pertama dan iklan jenis pertama terutama digunakan pada waktu perusahaan memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru. Sedangkan iklan jenis kedua digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di pasar
KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PENGIKLANAN
Di dalam menilai apakah iklan memberikan manfaat kepada
masyarakat, terdapat berbagai pendapat. Segolongan, orang berkeyakinan bahwa
iklan merupakan suatu penghamburan karena biaya produksi bertambah sedangkan
konsumen tidak menerima kenikmatan tambahan dari barang yang dipromosikan
melalui kegiatan pengiklanan. Pengiklanan tidak menambah atau memperbaiki mutu
suatu barang. Segolongan lain berpendapat bahwa iklan memberikan sumbangan yang
positif kepada masyarakat karena ia dapat menurunkan biaya produksi per unit.
Di samping oleh perbedaan pendapat mengenai pengaruh iklan ke atas biaya
produksi dan harga, perbedaan pendapat mengenai kegunaan iklan dikemukakan
berdasarkan beberapa argumen lain. Beberapa argumen penting dalam perdebatan
tersebut diterangkan di bawah ini.
Iklan Dan Biaya Produksi
Adakah iklan akan menaikkan atau menurunkan biaya produksi
per unit? Keduanya mungkin berlaku, dan ia tergantung kepada perubahan
permintaan yang terjadi sebagai akibat kegiatan pengiklanan yang dilancarkan.
Apabila permintaan menjadi sangat bertambah elastis, besar kemungkinan biaya
produksi per unit akan menjadi lebih rendah. Tetapi kemungkinan ini tidak
banyak berlaku, dan ini berarti bahwa pada umumnya iklan akan menimbulkan
kenaikan biaya produksi. Perbedaan pendapat mengenal pengaruh iklan kepada
biaya produksi dan harga dapat diterangkan dengan menggunakan Garnbar 2.4
(Image lebih jelas, buka buku sadono sukirno)
Biaya rata‑rata jangka panjang dari suatu perusahaan
monopolistis sebelum melakukan kegiatan pengiklanan adalah AC. Permintaan ke
atas barang yang diproduksi oleh perusahaan itu adalah D1. Maka keseimbangan
jangka panjang perusahaan monopolistis tersebut dicapai pada titik A, dan
keseimbangan ini menunjukkan bahwa harga pasar mencapai P1 dan
jumlah barang yang iklan diproduksikan perusahaan monopolistis tersebut adalah
Q1.
Apabila perusahaan melakukan pengiklanan, biaya
produksi menjadi lebih tinggi, dan ini dicerminkan oleh kenaikan kurva biaya
rata‑rata dan AC menjadi AC1. Pada waktu yang sama usaha
mempromosikan penjualan melalui iklan tersebut menyebabkan permintaan ke atas
produksi perusahaan bertambah. Apabila permintaan tersebut bertambah dari D1
ke D2 keseimbangan jangka panjang yang sekarang adalah ditunjukkan
oleh titik B1. Dengan demikian iklan telah menyebabkan jumlah barang
yang dijual bertambah dari Q1 ke Q2 akan tetapi iklan
tersebut menaikkan harga dari P1 menjadi P2. Berdasarkan
kepada keadaan yang baru diuraikan segolongan ahli ekonomi berpendapat bahwa
iklan merupakan penghamburan karena ia menaikkan biaya produksi tanpa
membuat suatu perubahan apa pun ke atas bentuk, berat dan mutu suatu barang.
Segolongan ahli ekonomi tidak
sependapat dengan kesimpulan di atas dan sebaliknya berpendapat bahwa iklan
adalah sangat berguna karena ia akan dapat menurunkan biaya produksi per unit.
Promosi penjualan melalui iklan, menurut mereka, akan menyebabkan permintaan
berubah dari D1 menjadi D3. Maka keseimbangan jangka
panjang dari suatu perusahaan monopolistis yang melakukan kegiatan iklan akan
dicapai di titik C. Ini berarti, iklan menaikkan jumlah penjualan yang cukup
banyak, yaitu dari Q1 menjadi Q3. Pertambahan penjualan
yang banyak ini menyebabkan biaya produksi, per unit semakin rendah, dan
memungkinkan perusahaan menjual barangnya pada harga yang lebih rendah dari
harga pada waktu belum ada iklan (P1) yaitu harga penjualan yang
sekarang adalah P3.
Pandangan
Lain Yang Menyokong Pengiklanan
Di samping karana biaya produksi yang mungkin akan menjadi
lebih rendah, golongan yang menekankan tentang kebaikan iklan mengemukakan
kebaikan berikut:
1. Pengiklanan membantu konsumen
untuk membuat keputusan yang lebih baik di dalam menentukan jenis‑jenis barang
yang akan dibelinya. Dengan iklan
perusahaan‑perusahaan dapat menjelaskan kepada konsumen tentang barang baru
yang diproduksikan, atau barang lama yang telah ditingkatkan mutunya. Di
samping itu iklan dapat menerangkan kepada konsumen tempat‑tempat di mana suatu
barang dapat dibeli. Ini mengurangi biaya dan menghemat waktu konsumen untuk
mencari barang tersebut.
2. Iklan akan menggalakkan
kegiatan memperbaiki mutu suatu barang. Dalam
mempromosikan barangnya melalui iklan perusahaan berusaha menonjolkan sifat‑sifat
istimewa dari barang yang diproduksikannya. Maka iklan memberi dorongan kepada
perusahaan untuk mengembangkan hasil produksinya sehingga mempunyai
keistimewaan- keistimewaan tertentu kalau dibandingkan dengan barang yang sama
yang diproduksikan perusahaan lain.
3 Iklan membantu membiayai
perusahaan komunikasi masa seperti radio, televisi, surat kabar dan majalah. Dengan membuat iklan dalam perusahaan‑perusahaan ini
sebagian biaya mereka akan dibayar oleh kegiatan pengiklanan. Ini dapat (i)
mengurangi subsidi pemerintah untuk membiayai kegiatan penyiaran radio dan
televisi, dan (ii) menurunkan harga surat kabar dan majalah, yaitu harganya
adalah lebih rendah dari yang akan diterapkan apabila tidak terdapat iklan.
4. Iklan menaikkan kesempatan
kerja. Telah ditunjukkan sebelum ini bahwa iklan akan menaikkan
jumlah produksi. Untuk menambah produksi, lebih banyak pekerja diperlukan.
Dengan demikian pengiklanan juga menyebabkan penggunaan tenaga kerja bertambah
banyak.
Pandangan Yang Mengkritik Pengiklanan
Selain mendapat sokongan karena menimbulkan beberapa
keuntungan bagi perusahaan dan masyarakat, iklan juga menjadi bahan kritik
karena memiliki beberapa sifat‑sifat yang negatif. Uraian berikut memberi
gambaran tentang beberapa kritik terhadap pengiklanan:
1. Promosi secara iklan adalah suatu
penghamburan ia menaikkan biaya produksi per unit tanpa menimbulkan
perubahan apa pun ke atas suatu barang. Sebelum ini pandangan tersebut telah
diterangkan dengan menggunakan grafik. Pengkritik pengiklanan menambah pula,
walaupun pengiklanan akan menambah penjualan suatu perusahaan pada waktu yang
sama penjualan perusahaan lain berkurang. Dengan demikian kalau ditinjau dari
sudut keadaan yang wujud di seluruh pasar, iklan tidaklah menaikkan jumlah
barang yang diproduksikan dan dijual kepada konsumen.
2. Iklan tidak selalu memberi
informasi yang betul. Tidak selalu iklan
dibuat dengan jujur, dan menerangkan sifat‑sifat sebenarnya dari barang yang
diiklankan. Iklan yang menyatakan bahwa sesuatu barang adalah lebih istimewa
dari barang yang sejenis yang tersedia di pasar, akan menarik segolongan
konsumen untuk tidak menggunakan barang lain yang selalu, dibelinya pada masa
lalu. Apabila sifat barang yang dipromosikan melalui Man adalah lebih buruk
dari barang yang tidak dikonsumsi lagi oleh konsumen yang bersangkutan, iklan
merugikan konsumen tersebut.
3. Iklan bukanlah suatu cara
yang efektif untuk menambah jumlah pekejaan dalam perekonomian Terdapat cara lain yang akan dapat menambah jumlah pekerjaan
dengan lebih efektif. Misalnya, usaha menambah pekerjaan akan lebih efektif
hasilnya dengan menggunakan kebijakan fiskal dan moneter.
4. Iklan dapat menjadi penghambat
kepada perusahaan‑perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri. Apabila kampanye iklan sangat berhasil dan produksi
mengalami pertambahan yang sangat besar, perusahaan lain akan mengalami
kekurangan permintaan dan efisiensi kegiatannya menurun. Menghadapi kenyataan
seperti itu perusahaan‑perusahaan baru menjadi lebih enggan untuk masuk ke
dalam industri tersebut.
Pengiklanan Suatu Kesimpulan
Dengan mengemukakan pandangan‑pandangan yang menjelaskan
buruk baiknya kegiatan pengiklanan, sekarang dapatlah dibuat penilaian tentang
sampai di manakah iklan memberikan sumbangan kepada masyarakat. Sudah jelas
bahwa iklan mempunyai beberapa kebaikan yang nyata, tetapi di samping itu
kelemahannya dapat dengan mudah ditunjukkan. Maka, untuk memaksimumkan efek
positif dari pengiklanan, haruslah efek‑efek buruk yang mungkin timbul
dihindarkan. Beberapa langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
· Iklan haruslah
terutama bertujuan untuk memberi keterangan yang benar dan jujur mengenai
barang yang dipromosikan penjualannya.
· Peraturan‑peraturan yang tujuannya mengawasi agar
perusahaan-perusahaan membuat lebih banyak iklan yang bersifat memberikan
penerangan perlu dibuat.
Kegiatan
pengiklanan harus diatur secara demikian rupa sehingga ia tidak menjadi
penghambat kepada perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut.
KELEBIHAN PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIS
Kelebihan pasar persaingan monopolistis :
1. Banyaknya produsen di pasar
memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang terbaik
baginya.
2. Kebebasan keluar masuk bagi
produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi dalam menghasilkan
produknya.
3. Diferensiasi produk
mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang akan dibelinya,
dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.
4. Pasar ini relatif mudah
dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan sehari-hari tersedia
dalam pasar monopolistis.
KEKURANGAN PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIS
Kekurangan pasar monopolistis :
1. Pasar monopolistis memiliki tingkat persaingan
yang tinggi, baik dari segi harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen
yang tidak memiliki modal dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari
pasar.
2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk
ke dalam pasar monopolistis, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala
ekonomis yang cukup tinggi.
3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu
berinovasi, sehingga akan meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada
harga produk yang harus dibayar oleh konsumen.
B. IMPLEMENTASI PERSAINGAN MONOPOLISTIS
Persaingan
monopolistis dalam implementasinya di lapangan dapat di bandingkan pada pabrikan
sepeda motor Yamaha dengan pabrikan sepeda motor Honda. Pabrikan Sepeda motor Honda yang
menghasilkan motor Matic dengan merek Beat, Vario, motor bebek dengan merek
Supra, Revo dan motor Sport dengan merek Megapro adalah hasil produksi dengan
keunggulan bahan bakar yang irit. Sedangkan pabrikan sepeda motor Yamaha dengan
hasil produksi Matic dengan merek Mio, Xeon, motor bebek dengan mereka Jupiter,
vega dan motor sport dengan merek Scorpio memiliki keunggulan mesin yang lebih
bertenaga.
Di atas adalah salah satu contoh pasar persaingan
monopolistis. Honda dan Yamaha sama-sama pabrikan sepeda motor. Akan tetapi
kedua perusahaan tersebut memiliki karakteristik produk yang berbeda. Honda
lebih unggul dalam urusan bahan bakar, karena iritnya bahan bakar yang
digunakan. Sedangkan Yamaha lebih unggul dalam akselerasi. Walaupun pengiklanan
Honda dan Yamaha juga sama-sama menarik perhatian konsumen. Tetap selanjutnya
tergantung pilihan konsumen.
Sumber**
- Sukirno, Sadono. 2009. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Edisi Ketiga, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
- Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi). Edisi Ketiga. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.